APA ITU MISTERI
EKARISTI? Yesus hadir di dunia sekarang ini dengan berbagai cara, tetapi
Ekaristi adalah saat di mana Yesus hadir secara paling istimewa. Saat
Misa, imam mengucapkan doa khusus yang merupakan pengulangan kata-kata
Yesus pada Perjamuan Malam Terakhir bersama dengan para murid-Nya,
"Inilah Tubuh-Ku. Inilah Darah-Ku." Dengan kuasa Allah, Yesus hadir
dalam Ekaristi saat imam mengucapkan kata-kata tersebut. Meskipun yang
kita lihat hanyalah sepotong hosti putih yang kecil, yang bentuknya
seperti roti dan rasanya juga seperti roti, namun demikian sejak saat
konsekrasi (saat imam mengucapkan doa tersebut) hosti bukan lagi roti,
melainkan Tubuh dan Darah Yesus yang hadir dalam Ekaristi. Yah, memang
sulit untuk memahaminya - malahan, rasanya tidak mungkin
membayangkannya. Namun, itulah kebenaran yang disampaikan Yesus kepada
kita, dan kita percaya pada-Nya. Banyak orang yang mempunyai pengalaman
yang menakjubkan mengenai kehadiran Yesus saat mereka menerima Ekaristi
dalam Komuni Kudus. Yesus mengasihi kita dan menyerahkan nyawa-Nya bagi
kita. Ia ingin senantiasa bersama-sama kita sampai akhir jaman.
Sebaliknya, Ia pun berharap kita mau membalas kasih-Nya. Yesus
menantikan balasan cinta kita kepada-Nya dalam Ekaristi. Kita dapat
mengatakan pada-Nya bahwa kita mencitai-Nya ketika kita menerima Komuni
Kudus dan ketika kita berdoa kepada-Nya kapan pun juga.
MENGAPA ROTI
KOMUNI DISEBUT HOSTI? Hosti berasal dari bahasa Latin `Hostia', artinya
kurban. Ketika Yesus wafat disalib, Ia mempersembahkan Diri-Nya sebagai
kurban untuk menghapus dosa-dosa dunia. Kurban adalah sesuatu yang kamu
relakan bagi orang lain. Selama Masa Prapaskah kita berkurban tidak
makan permen atau menonton acara TV favorit kita sebagai silih atas
dosa-dosa kita terhadap Tuhan.
Ketika kita
menerima Hosti, kita mempersatukan diri dengan kurban Kristus. Kita juga
mengatakan kepada Tuhan bahwa kita menyesal atas dosa-dosa kita. Tuhan
menjawab, “Baiklah, Aku mengampunimu.”
APAKAH HOSTI
BISA RUSAK? Ada suatu mitos yang mengatakan bahwa begitu hosti telah
dikonsekrasikan dan menjadi Tubuh Kristus, hosti tidak akan pernah bisa
rusak. Hal ini tidak benar, karena Komuni Kudus masih tetap memiliki
kualitas roti dan anggur meskipun keduanya telah sepenuhnya diubah
menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Roti dan anggur tetap memiliki rasa dan
rupa asalnya dan tetap memiliki sifat-sifat asalnya pula, misalnya
batas kadaluarsanya.
Jarang sekali terjadi hosti melampaui batas kadaluarsanya, karena dua alasan:
1. Tingginya tingkat yang dibagi dan terbatasnya jumlah yang dikonsekrasikan, menjamin hosti dipergunakan sesegera mungkin.
2.
Hosti relatif kering karena tidak mengandung ragi. Keadaan lembab
menyebabkan berkembang biaknya bakteri - keadaan kering menghalangi
terjadinya hal tersebut.
Pada umumnya,
imam mengkonsekrasikan hanya cukup hosti untuk sekali Misa, dengan
sedikit sisa untuk keperluan kunjungan kepada mereka yang sakit. Diakon
yang menghantar Hosti Kudus kepada orang-orang sakit mempergunakan hosti
sesuai keperluan dan mengembalikan sisanya ke Tabernakel Gereja. Dalam
menghantar Hosti Kudus, Diakon harus sungguh cermat memperhatikan apakah
hosti yang hendak ia bagikan sudah dikonsekrasikan atau belum.
Bagaimana jika
hosti sungguh menjadi rusak? Di kebanyakan gereja terdapat suatu
wastafel khusus yang disebut “Sacrarium”. Wastafel ini tidak
menyalurkan airnya ke pipa-pipa pembuangan, tetapi langsung ke tanah.
Jika hosti yang telah dikonsekrasikan menjadi rusak, imam akan
merendamnya dalam air hingga larut, lalu menuangkan airnya ke dalam
Sacrarium. Hosti tidak boleh dikubur atau dibakar.
http://yesaya.indocell.net/b2896c00.jpg