Minggu, 28 Desember 2014

MENGALAMI TUHAN

Yesaya 55:1-13
Kadangkala kita tergoda untuk berpikir bahwa karena kita adalah orang Kristen, membaca, Alkitab, dan tahu banyak tentang Tuhan, kita mengenal Tuhan. Kebenarannya adalah bahwa satu-satunya cara bisa mengenal Tuhan adalah dengan mengalami-Nya. Banyak pengalaman-pengalaman itu  datang dalam doa. Seraya kita mendengarkan dengan diam, kita dapat benar-benar mendengar Tuhan berbisik dalam hati kita.
  
Soren Kierkegaard mengatakan bahwa kebanyakan dari kita “begitu sibuk,” sehingga kita tidak mau menunggu Tuhan dengan sabar. Kita mengang
gap bahwa janji dengan seorang penata rambut tidak bisa dilanggar, namun saat Tuhan mengklaim waktu kita, kita menolak keras. Bukannya menghabiskan waktu bersama Tuhan dan menikmati hadirat-Nya serta meresapi kasih-Nya, kita menciptakan pengganti-pengganti: hal-hal yang dilakukan untuk menggantikan saat-saat bersama-Nya. Kita mempersembahkan pujian, melakukan perbuatan-perbuatan baik, menghafalkan ayat-ayat Alkitab, itu semua adalah kegiatan yang baik, namun tidak setara dengan berdiam diri di hadapan-Nya.
  
Nilai tertinggi dari doa terdapat dalam mengembangkan hubungan dengan Tuhan. Dibutuhkan baik waktu maupun kesediaan kita untuk menerima dari-Nya. Tidak ada pengganti untuk yang mana pun dari keduanya.

“Nilai dari doa yang tekun bukanlah bahwa Ia akan mendengar kita,
namun bahwa kita pada akhirnya akan mendengar Dia”

(Sumber: Kisah-kisah Rohani Pembangkit Semangat: untuk pendoa)

0 komentar:

Posting Komentar