Selamat Datang di A+ Holy Store

Selasa, 30 Desember 2014

Sakramen Ekaristi

APA ITU MISTERI EKARISTI? Yesus hadir di dunia sekarang ini dengan berbagai cara, tetapi Ekaristi adalah saat di mana Yesus hadir secara paling istimewa. Saat Misa, imam mengucapkan doa khusus yang merupakan pengulangan kata-kata Yesus pada Perjamuan Malam Terakhir bersama dengan para murid-Nya, "Inilah Tubuh-Ku. Inilah Darah-Ku." Dengan kuasa Allah, Yesus hadir dalam Ekaristi saat imam mengucapkan kata-kata tersebut. Meskipun yang kita lihat hanyalah sepotong hosti putih yang kecil, yang bentuknya seperti roti dan rasanya juga seperti roti, namun demikian sejak saat konsekrasi (saat imam mengucapkan doa tersebut) hosti bukan lagi roti, melainkan Tubuh dan Darah Yesus yang hadir dalam Ekaristi. Yah, memang sulit untuk memahaminya - malahan, rasanya tidak mungkin membayangkannya. Namun, itulah kebenaran yang disampaikan Yesus kepada kita, dan kita percaya pada-Nya. Banyak orang yang mempunyai pengalaman yang menakjubkan mengenai kehadiran Yesus saat mereka menerima Ekaristi dalam Komuni Kudus. Yesus mengasihi kita dan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita. Ia ingin senantiasa bersama-sama kita sampai akhir jaman. Sebaliknya, Ia pun berharap kita mau membalas kasih-Nya. Yesus menantikan balasan cinta kita kepada-Nya dalam Ekaristi. Kita dapat mengatakan pada-Nya bahwa kita mencitai-Nya ketika kita menerima Komuni Kudus dan ketika kita berdoa kepada-Nya kapan pun juga.  


MENGAPA ROTI KOMUNI DISEBUT HOSTI? Hosti berasal dari bahasa Latin `Hostia', artinya kurban. Ketika Yesus wafat disalib, Ia mempersembahkan Diri-Nya sebagai kurban untuk menghapus dosa-dosa dunia. Kurban adalah sesuatu yang kamu relakan bagi orang lain. Selama Masa Prapaskah kita berkurban tidak makan permen atau menonton acara TV favorit kita sebagai silih atas dosa-dosa kita terhadap Tuhan.

Ketika kita menerima Hosti, kita mempersatukan diri dengan kurban Kristus. Kita juga mengatakan kepada Tuhan bahwa kita menyesal atas dosa-dosa kita. Tuhan menjawab, “Baiklah, Aku mengampunimu.”
 
APAKAH HOSTI BISA RUSAK? Ada suatu mitos yang mengatakan bahwa begitu hosti telah dikonsekrasikan dan menjadi Tubuh Kristus, hosti tidak akan pernah bisa rusak. Hal ini tidak benar, karena Komuni Kudus masih tetap memiliki kualitas roti dan anggur meskipun keduanya telah sepenuhnya diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Roti dan anggur tetap memiliki rasa dan rupa asalnya dan tetap memiliki sifat-sifat asalnya pula, misalnya batas kadaluarsanya.

Jarang sekali terjadi hosti melampaui batas kadaluarsanya, karena dua alasan:
1. Tingginya tingkat yang dibagi dan terbatasnya jumlah yang dikonsekrasikan, menjamin hosti dipergunakan sesegera mungkin.
2. Hosti relatif kering karena tidak mengandung ragi. Keadaan lembab menyebabkan berkembang biaknya bakteri - keadaan kering menghalangi terjadinya hal tersebut.

Pada umumnya, imam mengkonsekrasikan hanya cukup hosti untuk sekali Misa, dengan sedikit sisa untuk keperluan kunjungan kepada mereka yang sakit. Diakon yang menghantar Hosti Kudus kepada orang-orang sakit mempergunakan hosti sesuai keperluan dan mengembalikan sisanya ke Tabernakel Gereja. Dalam menghantar Hosti Kudus, Diakon harus sungguh cermat memperhatikan apakah hosti yang hendak ia bagikan sudah dikonsekrasikan atau belum.

Bagaimana jika hosti sungguh menjadi rusak? Di kebanyakan gereja terdapat suatu wastafel khusus yang disebut “Sacrarium”.  Wastafel ini tidak menyalurkan airnya ke pipa-pipa pembuangan, tetapi langsung ke tanah. Jika hosti yang telah dikonsekrasikan menjadi rusak, imam akan merendamnya dalam air hingga larut, lalu menuangkan airnya ke dalam Sacrarium. Hosti tidak boleh dikubur atau dibakar.
 
http://yesaya.indocell.net/b2896c00.jpg
 

Senin, 29 Desember 2014

ROSARIO


Rosario sebenarnya adalah doa renungan atas misteri keselamatan (dari saat Yesus mulai dikandung sampai Ia dimuliakan di surga dan mengutus Roh Kudus – seluruhnya 20 peristiwa). Sembari mendaras Salam Maria berulang-ulang (10 kali), para pendoa merenungkan salah satu misteri yang dirangkai dalam rosario.
Doa yang terus diulang-ulang ini sangat membantu memusatkan perhatian pada misteri keselamatan yang direnungkan. Tetapi hendkanya diingat bahwa doa-renungan ini harus dibangun dan dipupuk oleh iman; maka baik kaalu bacaan-bacaan singkat, renungan atau ayat-ayat nyanyian disisipkan di antara setiap dasa Salam Maria. Kalau tidak dilandasi iman, ada bahaya bahwa doa rosario menjadi rentetan kata-kata yang kosong.

Tatacara Berdoa Rosario
Dalam nama Bapa
Aku percaya…
Kemuliaan kepada Bapa…
Terpujilah…
Bapa kami…

Salam, Putri Allah Bapa. – Salam Maria..
Salam, Bunda Allah Putra, - Salam Maria..
Salam, Mempelai Allah Roh Kudus. – Slam Maria…

Lalu menyusul “Kemuliaan” dan “Terpujilah” seperti diatas.
Kemudian pemimpin membacakan peristiwa-peristiwa dari rangkaian misteri yang dipilih (lihat di bawah). Selanjutnya menyusul Bapa kami, 10 Salam Maria, Kemuliaan, Terpujilan. Lalu menyusul peristiwa kedua dan seterusnya.


Peristiwa-peristiwa Gembira, khususnya selama Masa Adven dan Natal

1. Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel (Luk 1:26-38).
2. Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya (Luk 1:39-45).
3. Yesus dilahirkan di Bethlehem (Luk 2:1-7).
4. Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah (Luk 2:22-40).
5. Yesus diketemukan dalam Bait Allah (Luk 2:41-52).

Peristiwa-peristiwa Sedih, khususnya selama Masa Prapaskah dan tiap hari Jumat
1. Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut (Luk 22:39-46).
2. Yesus didera (Yoh 19:1).
3. Yesus dimahkotai duri (Yoh 19:2-3).
4. Yesus memanggul salib-Nya (ke Gunung Kalvari) (Luk 22:26-32).
5. Yesus wafat di salib (Luk 23:44-49).

Peristiwa-peristiwa Mulia, khususnya selama Masa Paskah dan tiap hari Minggu
1. Yesus bangkit dari kematian (Luk 21:1-12).
2. Yesus naik ke surga (Luk 24:50-53).
3. Roh Kudus turun atas para Rasul (Kis 2:1-13).
4. Maria diangkat ke surga (1Ko r15:23; DS 3903).
5. Maria dimahkotai di surga (Why 12:1, DS 3913-3917).
Peristiwa-peristiwa Terang.
1. Yesus di baptis di sungai Yordan
(Ma 3:16-17)
2. Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta pernikahan di Kana (Yoh 2:11)
3. Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (Mat4:17-23)
4. Yesus menampakan kemuliaan-Nya (Mat 17:2-5)
5. Yesus menetapkan Ekaristi (Mrk 14:22-24)

www.imankatolik.or.id/doarosario.html

RENUNGAN MALAM : MARI BERSYUKUR


Hanya sebuah cerita namun mungkin bisa membuat kita tersadar betapa pentingnya kita bersyukur kepada diri sendiri dan jangan selalu iri dengan apa yang di lihat oleh mata kepada orang lain yang tampaknya selalu menyenangkan.


Pada suatu ketika ada seekor siput selalu memandang sinis dan iri terhadap katak. Suatu hari, katak yang kehilangan kesabaran karena telah di
 perlakukan demikian oleh siput akhirnya berkata kepadanya: “Tuan siput, apakah saya telah melakukan kesalahan, sehingga Anda begitu membenci saya?”



Siput menjawab: “Kalian kaum katak sungguh selalu menyenangkan dan gembira di lihat, kalian mempunyai empat kaki dan bisa melompat ke sana ke mari, Tapi saya mesti membawa cangkang yang berat ini dan jelek ini, merangkak di tanah, jadi saya merasa sangat sedih terhadap diri sendiri.”


Katak menjawab: “Setiap kehidupan memiliki penderitaannya masing-masing, hanya saja kamu cuma melihat kegembiraan saya, tetapi kamu tidak melihat penderitaan kami (katak).”


Dan seketika, ada seekor elang besar yang terbang ke arah mereka, siput dengan cepat memasukan badannya ke dalam cangkang, sedangkan katak melompat tinggu dan langsung dimangsa oleh elang lewat tangan elang yang perkasa.


Saudara terkasih dalam Kristus, sering kali kita melihat orang lain senang dan gembira dan sering kali kita mengeluarkan kata-kata iri dengki sehingga kita secara tidak langsung menambahkan beban berat kepada seseorang tanpa kita sadari. 


Marilah kita nikmatilah kehidupan kita ini, tidak perlu dibandingkan dengan orang lain. keirian hati kita terhadap orang lain akan membawa lebih banyak penderitaan. Lebih baik pikirkanlah apa yang kita miliki. Hal tersebut akan membawakan lebih banyak rasa syukur dan kebahagiaan bagi kita sendiri. Dan kita juga tidak menambah dosa dengan berkata kepada yang lain, karena kata kata lebih tajam dari pada pedang atau silet.


Mari syukuri dan temukan kebahagiaan yang indah ini lewat rasa syukur yang mendalam kepadaNYA.

Minggu, 28 Desember 2014

Pohon Natal dan Santa Claus

 
Sekarang dari manakah kita mendapatkan kebiasaan memasang pohon Natal itu? Di antara para penganut agama Pagan kuno, pohon itu disebut “Mistletoe” yang dipakai pada saat perayaan musim panas, karena mereka harus memberikan persembahan suci kepada matahari, yang telah memberikan mukjizat penyembuhan. Kebiasaan berciuman di bawah pohon itu merupakan awal acara di malam hari, yang dilanjutkan dengan pesta makan dan minum sepuas-puasnya, sebagai perayaan yang diselenggarakan untuk memperingati kematian “Matahari Tua” dan kelahiran “Matahari Baru” di musim panas.

Rangkaian bunga suci yang disebut “Holly Berries” juga dipersembahkan kepada dewa Matahari. Sedangkan batang pohon Yule dianggap sebagai wujud dari dewa matahari. Begitu pula menyalakan lilin yang terdapat dalam upayara Kristen hanyalah kelanjutan dari kebiasaan kafir, sebagai tanda penghormatan terhadap dewa matahari yang bergeser menempati angkasa sebelah selatan.

Encyclopedia Americana menjelaskan sebagai berikut:


“The Holly, the Mistletoe, the Yule log …are relics of pre-Christian times.”

“Rangkaian bunga Holly, pohon Mistletoe dan batang pohon Yule…yang dipakai sebagai penghias malam Natal adalah warisan dari zaman sebelum Kristen.”

Sedangkan buku Answer to Question yang ditulis oleh Frederick J. Haskins menyebutkan bahwa:

“The use of Christmas wreath is believed by authorities to be traceable to the pagan customs of decorating buildings and places of worship at the feast which took place at the same time as Christmas. The Christmas tree is from Egypt, and its origin date from a period long anterior to the Christian Era.”
ARTINYA;
“Hiasan yang dipakai pada upacara Natal adalah warisan dari adat agama penyembah berhala (paganisme), yang menghiasi rumah dan tempat peribadatan mereka yang waktunya bertepatan dengan malam Natal sekarang. Sedangkan pohon Natal berasal dari kebiasaan Mesir Kuno, yang masanya lama sekali sebelum lahirnya agama Kristen.”

Santa Claus bukan ajaran yang berasal dari paganisme, tetapi juga bukan ajaran Kristen. Sinterklas ini adalah ciptaan seorang pastur yang bernama “Santo Nicolas” yang hidup pada abad ke empat Masehi. Hal ini dijelaskan oleh Encyclopedia Britannica, volume 19 halaman 648-649, edisi kesebelas, yang berbunyi sebagai berikut:

“St. Nicholas, bishop of Myra, a saint honored by the Greek and Latins on the 6th of December… A Legent of his surreptitious bestowal of dowries on the three daughters of an improverrished citizen… is said to have originated the old custom of giving presents in secret on the Eve of St. Nicholas (Dec.6), subsequently transferred to Christmas day. Hence the association of Christmas with Santa Claus…”
ARTINYA:
“St. Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang amat diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani dan Latin setiap tanggal 6 Desember…Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada tiga anak wanita miskin… untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya tarkaitlah antara hari Natal dan Santa Claus…”
Sungguh merupakan kejanggalan! Orang tua menghukum anaknya yang berkata bohong. Tetapi di saat menjelang Natal, mereka membohongi anak-anak dengan cerita Sinterklas yang memberikan hadiah di saat mereka tidur. Bukankah ini suatu keanehan, ketika anak-anak menginjak dewasa dan mengenal kebenaran, pasti akan beranggapan bahwa Tuhan hanyalah mitos atau dongeng belaka?

Dengan cara ini tidak sedikit orang yang merasa tertipu, dan mereka pun mengatakan:

“Ya, saya akan membongkar pula tentang mitos Yesus Kristus!”
Inikah ajaran Kristen yang mengajarkan mitos dan kebohongan kepada anak-anak? Padahal Tuhan sudah mengatakan:

“Janganlah menjadi saksi palsu. Dan ada cara yang menurut manusia betul, tetapi sebenarnya itu adalah ke jalan kematian dan kesesatan.”
Oleh karena itu, upacara “Si Santa Tua” itu juga merupakan Setan.

Di dalam kitab suci telah dijelaskan sebagai berikut:

“Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang. Jadi itu bukanlah hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.” (II Korintus 11:14)

Dari bukti-bukti nyata yang telah kita ungkap tadi dapatlah diambil kesimpulan, bahwa perayaan Natal atau Christmas itu bukanlah ajaran Kristen yang sebenarnya, melainkan kebiasaan para penyembah berhala (Paganis). Ia warisan dari kepercayaan kuno Babilonia ribuan tahun yang lampau.

KATA BIBEL TENTANG POHON NATAL

Bagaimana Bibel berbicara tentang Natal, atau mencatat pandangan para murid Yesus atau bapak-bapak geraja awal. Jawabannya sungguh sangat mengejutkan bagi kalangan Kristen sendiri. Sebagaimana yang dikatakan Bibel (Alkitab) pada kitab Yeremia 10:2-4 yang berbunyi sebagai berikut:

“Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan.”

“Bukankah berhala itu pohon yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu?

Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang.”

Itulah keterangan yang jelas dari Bibel tentang pohon Natal. Kita dilarang mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa penyembah berhala. Sebab hal itu merupakan perbuatan yang sesat menyekutukan Tuhan. Pada ayat kelima dijelaskan bahwa:

“Pohon itu tidak bisa berbicara, dan orang harus mengangkatnya, karena ia tidak bisa berjalan sendiri.”
“Janganlah takut kepadanya, sebab ia tidak dapat berbuat jahat, juga tidak dapat berbuat baik.”

Sebab mereka bukanlah dewa yang harus ditakuti. Bagi mereka yang tidak pernah membaca atau yang melupakan ayat ini, beranggapan bahwa tidak ada larangan untuk membuat pohon Natal. Tetapi jika telah membacanya, apa yang harus dikatakan?

http://7uchara.blogspot.com/2011/12/sejarah-asal-mula-pohon-natal-dan-santa.html

MENGALAMI TUHAN

Yesaya 55:1-13
Kadangkala kita tergoda untuk berpikir bahwa karena kita adalah orang Kristen, membaca, Alkitab, dan tahu banyak tentang Tuhan, kita mengenal Tuhan. Kebenarannya adalah bahwa satu-satunya cara bisa mengenal Tuhan adalah dengan mengalami-Nya. Banyak pengalaman-pengalaman itu  datang dalam doa. Seraya kita mendengarkan dengan diam, kita dapat benar-benar mendengar Tuhan berbisik dalam hati kita.
  
Soren Kierkegaard mengatakan bahwa kebanyakan dari kita “begitu sibuk,” sehingga kita tidak mau menunggu Tuhan dengan sabar. Kita mengang
gap bahwa janji dengan seorang penata rambut tidak bisa dilanggar, namun saat Tuhan mengklaim waktu kita, kita menolak keras. Bukannya menghabiskan waktu bersama Tuhan dan menikmati hadirat-Nya serta meresapi kasih-Nya, kita menciptakan pengganti-pengganti: hal-hal yang dilakukan untuk menggantikan saat-saat bersama-Nya. Kita mempersembahkan pujian, melakukan perbuatan-perbuatan baik, menghafalkan ayat-ayat Alkitab, itu semua adalah kegiatan yang baik, namun tidak setara dengan berdiam diri di hadapan-Nya.
  
Nilai tertinggi dari doa terdapat dalam mengembangkan hubungan dengan Tuhan. Dibutuhkan baik waktu maupun kesediaan kita untuk menerima dari-Nya. Tidak ada pengganti untuk yang mana pun dari keduanya.

“Nilai dari doa yang tekun bukanlah bahwa Ia akan mendengar kita,
namun bahwa kita pada akhirnya akan mendengar Dia”

(Sumber: Kisah-kisah Rohani Pembangkit Semangat: untuk pendoa)

Sabtu, 27 Desember 2014

Handmade pohon Natal di dinding

Banyak orang masih bertanya-tanya bagaimana dan di mana untuk memulai, darimana inspirasi bagi pengrajin melakukan apa yang mereka lakukan. Seperti selalu memperlakukan di sini, inspirasi di mana-mana, serta bahan, teknik, dan model template bagi Anda untuk membuat seni Anda sendiri. Sebuah latihan yang baik, karena itu, adalah untuk melihat melampaui hal-hal, benda, bentuk. Anda mencoba untuk membayangkan apa yang menggunakan jenis tertentu peran, bagaimana bisa dilipat, dijahit atau dilem ke permukaan dan ini bisa dilakukan. Jadi semuanya lahir selalu hadir di sini: mencari di luar hal itu sendiri.

Salah satu kerajinan kami membawa Anda hari untuk menerapkan justru "melihat melampaui" dalam pot plastik dangkal, yang dapat ditempelkan pada dinding membentuk kemudian pohon. Mereka dapat dihiasi dan disesuaikan cara Anda dapat berpikir lebih baik. Kemudian ditempelkan di dinding, diatur sehingga terbentuk adalah gambar pohon. Mereka dapat melayani hingga dimasukkan ke dalam lilin richôs dan menerangi seluruh ruangan dalam momen khusus Natal.
Anda akan membutuhkan:
  • 10 plastik mangkuk di hijau dan merah
  • Lembar untuk lembar memo dihiasi dengan tema Natal
  • Pohon Natal ornamen
  • Tip Pohon
  • Pita perekat
  • Cola untuk scrapbook
  • Gunting
  • Stiker Natal
  • Strass perekat
  • Natal Ribbon
  • Merasa Merah dan Hijau
Cara membuat:

Menggunakan bagian bawah mangkuk, dihiasi menggores lembar memo daun. Hati-hati memotongnya dan menempelkannya pada mangkuk fundoda, menggunakan lem sendiri untuk lembar memo dan biarkan kering
 Potong merasa, meninggalkan ukuran sedikit lebih kecil dari bagian bawah mangkuk. Tempelkan pada kertas bermotif, dan lebih, sekali lagi memotong lingkaran lebih kecil dari sebelumnya. Menggabungkan warna merasa, sehingga disorot. Lem tongkat dan menghias juga, menempel atau bola sagu, timbul dengan lem, membuat bintik-bintik putih, seperti salju.
 Membuat hubungannya dengan hiasan pita besar juga Natal dan tempel di atas panci kecil dengan pita. Tapi hanya menghiasi pot warna. Anda tidak mau, akhirnya, bahwa Anda hiasan Natal pohon mengubah berantakan, bukan?

Untuk membuat pangkal pohon, memotong secarik kertas bermotif. Mengukur ukuran panci dan memotong strip di ketinggian perkiraan. Kemudian menyiapkan empat pot strip hijau, meninggalkan ruang antara mereka, dan kliping ujung. Sekarang, tetap dengan double tape (sebaiknya pisang rekaman yang ikatan yang tinggi), pot di atas ini strip kertas.
Sekarang adalah bagian yang menyenangkan. Memilih dinding yang akan menerima dekorasi, strip lem dengan stoples menggunakan pisang pita. Sekarang mengatur pot merah, sehingga membentuk pohon.

http://id.arteblog.net/2012/12/08/arvore-de-natal-na-parede/

Jumat, 26 Desember 2014

BERSUKACITA DALAM SEGALA KEADAAN


Mazmur 16:1-11

Kapan Saudara merasakan sukacita? Beraneka ragam jawaban terlontar: "Ketika suamiku memberi uang belanja lebih dari biasanya; Setiap awal bulan (tanggal muda) aku pasti bersukacita karena dompet lagi tebal; Sukacitaku meluap-luap setiap menghabiskan akhir pekan bersama keluarga di Puncak; Aku baru akan bersukacita kalau anak-anakku sudah mapan dan berumah tangga." Acapkali rasa sukacita seseorang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang ada. Sebaliknya ketika sedang dalam masalah, sakit-penyakit atau mengalami masa-masa sulit seringkali sukacita itu sirna bak ditelan bumi sehingga tersenyum pun tidak dapat.
  
Sukacita adalah suasana di dalam hati seseorang di mana ia dapat menikmati segala yang terjadi dalam kehidupannya dengan ucapan syukur. Jadi sukacita dan ucapan syukur adalah dua hal yang tak terpisahkan. Sukacita dan ucapan syukur seharusnya menjadi life style orang percaya. Mengapa? Karena adanya jaminan pemeliharaan dari Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan yang kita sembah di dalam nama Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang hidup dan Dia tidak pernah mengecewakan kita. Tuhan berfirman, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5b). Tidak ada janji yang tidak ditepatiNya. Hal ini diakui oleh Daud: "Janji-Mu sangat teruji, dan hamba-Mu mencintainya." (Mazmur 119:140).
  
Oleh karena itu apa pun masalah yang kita sedang hadapi saat ini, tetaplah bersukacita dan mengucap syukur. Tuhan memiliki rancangan yang indah bagi kehidupan orang percaya (Yeremia 29:11, Yohanes 10:10). Tidak seharusnya sukacita kita dikalahkan oleh masalah atau keadaan yang terjadi di sekitar kita; artinya sekalipun dunia sedang bergoncang, banyak masalah yang menerpa, kita tetap bersukacita. Memang hal itu tidak mudah dan terasa berat untuk dilakukan, tapi inilah perintah Tuhan yang harus kita taati. Ketika kita bertindak dan taat melakukan perintah Tuhan ini, sukacitaNya akan memenuhi hati kita (Yohanes 15:10). Rasul Paulus tetap bersukacita meski harus menghadapi berbagai penderitaan dan ujian, karena ia yakin bahwa dalam segala perkara Tuhan turut bekerja.

“Tetaplah berpegang penuh pada janji Tuhan; di dalam Dia ada pengharapan yang pasti, karena itu jalani harimu dengan sukacita!”
http://www.kristuspencipta.com

Selasa, 23 Desember 2014

UPAH KESETIAAN DAN KETAATAN

Rut 4:1-17
Ada beberapa tokoh wanita dalam Alkitab yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Mereka dipakai Tuhan oleh karena ketaatannya. Adalah perkara yang tidak mudah untuk menjadi orang-orang pilihan Tuhan, apalagi dia adalah seorang wanita.
  
Salah satu contoh adalah Rut, wanita Moab menantu Naomi. Belum lama menikmati kebahagiaan dalam berumah tangga, bencana terjadi. Keadaan menjadi berubah seketika: suami Naomi meninggal, demikian juga kedua anak laki-lakinya. Jadi, Rut tidak hanya kehilangan mertua laki-laki, tapi juga suami. Ditambah lagi bencana kelaparan sedang melanda seluruh negeri. Di tengah situasi yang sangat sulit ini Naomi meminta Rut untuk pergi meninggalkan dia, namun Rut berkata, "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" (Rut 1:16-17). Rut mengambil keputusan yang tidak mudah dilakukan, bahkan ia berjanji apa pun yang terjadi tidak akan meninggalkan Naomi, mertuanya, dan akan setia hingga maut memisahkan! Luar biasa! Tidak semua orang bisa setia di tengah kesulitan dan penderitaan. Ketika keadaan berubah menjadi sesuatu yang tidak bisa diharapkan lagi, dapatkah kita tetap setia seperti Rut ini? Rut tidak hanya setia, ia juga seorang yang taat. Ini bisa dilihat dari pernyataannya, "Segala yang engkau katakan itu akan kulakukan." (Rut 3:5). Ketaatan Rut ini bukan karena terpaksa, tapi ia lakukan dengan sepenuh hati.
  
Kesetiaan dan ketaatan Rut tidak sia-sia, Tuhan memperhatikannya. Dia selalu memberikan upah kepada setiap orang yang berlaku setia dan taat. Dengan caraNya yang ajaib Tuhan memberkati Rut. Ayat nas menyatakan akhirnya Rut diperistri oleh Boas (seorang kaya raya) dan mereka dianugerahi seorang anak laki-laki yang diberi nama Obed; dan Obed ini adalah kakek dari raja Daud.


“Berkat Tuhan tersedia bagi orang-orang setia dan taat!”
http://www.kristuspencipta.com

Minggu, 21 Desember 2014

Asal-mula Masa Adven

Asal-mula Masa Adven
oleh: Romo William P. Saunders *

Masa Liturgi Adven menandai masa persiapan rohani umat beriman sebelum Natal. Adven dimulai pada hari Minggu terdekat sebelum Pesta St. Andreas Rasul (30 November). Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu dan empat minggu persiapan, meskipun minggu terakhir Adven pada umumnya terpotong dengan tibanya Hari Natal.

Masa Adven mengalami perkembangan dalam kehidupan rohani Gereja. Sejarah asal-mula Adven sulit ditentukan dengan tepat. Dalam bentuk awalnya, yang bermula dari Perancis, Masa Adven merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Epifani, hari di mana para calon dibaptis menjadi warga Gereja; jadi persiapan Adven amat mirip dengan Prapaskah dengan penekanan pada doa dan puasa yang berlangsung selama tiga minggu dan kemudian diperpanjang menjadi 40 hari. Pada tahun 380, Konsili lokal Saragossa, Spanyol menetapkan tiga minggu masa puasa sebelum Epifani. Diilhami oleh peraturan Prapaskah, Konsili lokal Macon, Perancis, pada tahun 581 menetapkan bahwa mulai tanggal 11 November (pesta St. Martinus dari Tours) hingga Hari Natal, umat beriman berpuasa pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Lama-kelamaan, praktek serupa menyebar ke Inggris. Di Roma, masa persiapan Adven belum ada hingga abad keenam, dan dipandang sebagai masa persiapan menyambut Natal dengan ikatan pantang puasa yang lebih ringan.

Gereja secara bertahap mulai lebih membakukan perayaan Adven. Buku Doa Misa Gelasian, yang menurut tradisi diterbitkan oleh Paus St. Gelasius I (wafat thn 496), adalah yang pertama menerapkan Liturgi Adven selama lima Hari Minggu. Di kemudian hari, Paus St. Gregorius I (wafat thn 604) memperkaya liturgi ini dengan menyusun doa-doa, antifon, bacaan-bacaan dan tanggapan. Sekitar abad kesembilan, Gereja menetapkan Minggu Adven Pertama sebagai awal tahun penanggalan Gereja. Dan akhirnya, Paus St. Gregorius VII (wafat thn 1095) mengurangi jumlah hari Minggu dalam Masa Adven menjadi empat.

Meskipun sejarah Adven agak “kurang jelas”, makna Masa Adven tetap terfokus pada kedatangan Kristus (Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya “datang”). Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua” (no. 524).

Oleh sebab itu, di satu pihak, umat beriman merefleksikan kembali dan didorong untuk merayakan kedatangan Kristus yang pertama ke dalam dunia ini. Kita merenungkan kembali misteri inkarnasi yang agung ketika Kristus merendahkan diri, mengambil rupa manusia, dan masuk dalam dimensi ruang dan waktu guna membebaskan kita dari dosa. Di lain pihak, kita  ingat dalam Syahadat bahwa Kristus akan datang kembali untuk mengadili orang yang hidup dan mati dan kita harus siap untuk bertemu dengannya.

Suatu cara yang baik dan saleh untuk membantu kita dalam masa persiapan Adven adalah dengan memasang Lingkaran Adven. Lingkaran Adven merupakan suatu lingkaran, tanpa awal dan akhir: jadi kita diajak untuk merenungkan bagaimana kehidupan kita, di sini dan sekarang ini, ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan Allah yang kekal dan bagaimana kita berharap dapat dapat ikut ambil bagian dalam kehidupan kekal di kerajaan surga. Lingkaran Adven terbuat dari tumbuh-tumbuhan segar, sebab Kristus datang guna memberi kita hidup baru melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Tiga batang lilin berwarna ungu melambangkan tobat, persiapan dan kurban; sebatang lilin berwarna merah muda melambangkan hal yang sama, tetapi dengan menekankan Minggu Adven Ketiga, Minggu Gaudate, saat kita bersukacita karena persiapan kita sekarang sudah mendekati akhir. Terang itu sendiri melambangkan Kristus, yang datang ke dalam dunia untuk menghalau kuasa gelap kejahatan dan menunjukkan kepada kita jalan kebenaran. Gerak maju penyalaan lilin setiap hari menunjukkan semakin bertambahnya kesiapan kita untuk berjumpa dengan Kristus. Setiap keluarga sebaiknya memasang satu Lingkaran Adven, menyalakannya saat santap malam bersama dan memanjatkan doa-doa khusus. Kebiasaan ini akan membantu setiap keluarga untuk memfokuskan diri pada makna Natal yang sebenarnya.

Secara keseluruhan, selama Masa Adven kita berjuang untuk menggenapi apa yang kita daraskan dalam doa pembukaan Misa Minggu Adven Pertama: “Bapa di surga… tambahkanlah kerinduan kami akan Kristus, Juruselamat kami, dan berilah kami kekuatan untuk bertumbuh dalam kasih, agar fajar kedatangan-Nya membuat kami bersukacita atas kehadiran-Nya dan menyambut terang kebenaran-Nya.
http://www.indocell.net/yesaya/id648.htm

Selasa, 16 Desember 2014

Sakramen Pernikahan

Sakramen Pernikahan  adalah suatu sakramen yang mengkonsekrasi penerimanya (pasangan pria dan wanita) untuk suatu misi khusus dalam pembangunan Gereja dan menganugerahkan rahmat demi perampungan misi tersebut. Sakramen ini, yang dipandang sebagai suatu tanda cinta-kasih yang menyatukan Kristus dengan Gereja, menetapkan di antara kedua pasangan suatu ikatan yang bersifat permanen dan eksklusif, yang dimeteraikan oleh Allah.

Pernikahan sah sakramental  antara seorang pria yang sudah dibaptis dan seorang wanita yang sudah dibaptis dan telah disempurnakan dengan persetubuhan, tidak dapat diceraikan dan bersifat monogam. Karena  mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.

Sakramen ini menganugerahkan kepada pasangan yang bersangkutan rahmat yang mereka perlukan untuk mencapai kekudusan dalam kehidupan perkawinan mereka serta untuk menghasilkan dan mengasuh anak-anak mereka dengan penuh tanggung jawab. Sakramen ini dirayakan secara terbuka di hadapan imam (atau saksi lain yang ditunjuk oleh Gereja) serta saksi-saksi lainnya

Demi kesahan suatu pernikahan, seorang pria dan seorang wanita harus 
  1.  Terbebas dari halangan nikah,
  2.  Ada konsensus atau kesepakatan kedua belah pihak. Masing-masing calon  mengutarakan niat dan persetujuan-bebas (persetujuan tanpa paksaan) untuk saling memberi diri seutuhnya, tanpa memperkecualikan apapun dari hak-milik esensial dan maksud-maksud perkawinan. 
  3. Dirayakan dalam “forma canonika” (Kan. 1108-1123)  atau tata peneguhan.  Suatu perkawinan harus dirayakan dihadapan tiga orang, yakni petugas resmi Gereja sebagai peneguh, dan dua orang saksi.

Jika salah satu dari keduanya adalah seorang Kristen non-Katolik, maka pernikahan mereka hanya dinyatakan sah jika telah memperoleh izin dari pihak berwenang terkait dalam Gereja Katolik. Jika salah satu dari keduanya adalah seorang non-Kristen (dalam arti belum dibaptis), maka diperlukan izin dari pihak berwenang terkait demi sahnya pernikahan.
http://www.kaj.or.id/dokumen/sakramen-sakramen/sakramen-pernikahan

Senin, 08 Desember 2014

BERDOA SESUAI DENGAN KEHENDAK-NYA



Roma 8:18-30
Pernahkah Anda bingung saat hendak berdoa? Misalnya saja saat menghadapi penyakit. Haruskah berdoa minta kesembuhan atau mohon kekuatan untuk menanggungnya? Permintaan mana yang akan didengar Tuhan? Haruskah berdoa untuk keluar dari sebuah tempat yang sulit atau mohon kasih karunia untuk bertahan? Pada satu titik, saya sempat berhenti berdoa karena merasa tidak yakin apakah saya berdoa sesuai kehendak Tuhan.
  
Bacaan hari ini memberi penghiburan luar biasa: “Roh Kudus membantu kita dalam kelemahan kita”. Paulus mengingatkan jemaat di Roma bahwa sebagai anak-anak Tuhan, mereka memiliki pengharapan yang mulia, sekalipun mereka masih hidup di tengah berbagai penderitaan, keluhan, dan kesakitan di dunia ini (18-25). Dalam kelemahan itu, kita yang rindu berdoa dengan penuh iman pun acap kali tidak tahu pasti apa yang Tuhan mau. Syukur kepada Tuhan, ketika kita mengeluh dengan kerinduan bahwa kemuliaan Tuhan akan dinyatakan (ayat 18-19), Roh Kudus membantu kita berdoa sesuai kehendak-Nya (ayat 27). Dan, ketika Roh Tuhan sendiri yang berdoa, bukankah Dia pasti mendengarkan?
  
Ada hal-hal yang jelas kita kenali sebagai kehendak Tuhan, misalnya hidup dalam iman, kasih, dan kekudusan. Namun, kita tidak diminta mengetahui tiap detail kehendak-Nya. Dia memahami ketidaktahuan kita, dan karena itu Roh-Nya berdoa bagi kita. Yang diperhatikan-Nya bukan ketepatan kata, melainkan kesungguhan hati yang merindukan kemuliaan-Nya dinyatakan. Bersyukurlah bahwa karya Tuhan tidak dibatasi oleh kelemahan kita. Tetaplah datang kepada-Nya di tengah situasi sesulit apa pun.

“KETIKA KITA MERINDUKAN KEMULIAAN TUHAN DINYATAKAN,
TIAP PERMOHONAN DISEMPURNAKAN-NYA JADI DOA YANG DIPERKENAN.”
http://www.kristuspencipta.com

Jumat, 05 Desember 2014

A+ HolyStore Launching

Kamis, 04 Desember 2014

10 Gereja Terindah di Dunia

Anda akan terpesona oleh beberapa bangunan gereja ini. Perpaduan antara lokasi, arsitektur, dan aspek lainnya membuat beberapa gereja ini digolongkan ke dalam gereja-gereja terindah di dunia. 


1. Duomo di Milano
Duomo di Milano, Gereja Katedral yang megah di Milan, adalah salah satu gereja terbesar di dunia. Dengan façade putih yang mempesona, boleh dibilang paling indah di dunia, dan bagian yang mendominasi alun-alun katedral. (aviewoncities)
2. Hallgrimskirkja di Islandia



Hallgrimskirkja adalah sebuah gereja paroki Lutheran di Reykjavík, Islandia. Gereja ini terletak di bagian atas jalan perbelanjaan Skolavordustigur di Reykjavík. Dengan tinggi 74,5 m (244 kaki), Hallgrimskirkja merupakan bangunan tertinggi di Islandia. Patung di depan gereja merupakan Leif Eriksson, putra Erik Merah. (wayfaring)


3. Gereja Borgund Stave di Norwegia Barat
Borgund dibangun kira antara 1180 dan 1250 CE di Norwegia Barat dengan penambahan-penambahan pada bangunan dan pemulihan yang berulang-ulang. Dindingnya terbentuk dari papan kayu vertikal, atau tongkat (stave), oleh karena itu gereja ini disebut "stave church". (wikipedia)





4. Las Lajas Sanctuary di Kolombia
Las Lajas Sanctuary adalah sebuah monumen keagamaan yang dibangun pada abad XVIIIth. Gereja ini telah menjadi ikon Katolik karena menurut legenda tempat ini adalah tempat dimana Bunda Maria menampakan diri. Tempat suci ini terletak di dasar dua gunung di selatan Kolombia, di Kota Ipiales. (360cities)
5. La Sagrada Família di Barcelona
 
La Sagrada Familia adalah salah satu karya Gaudi yang paling terkenal di Barcelona. Ini adalah Basilika raksasa yang telah dibangun sejak 1882. Bangunan ini masih dalam pembangunan jadi bersiaplah untuk melihat banyak pekerjaan terus ketika Anda kunjungi. Namun hal ini sendiri adalah menarik, terutama jika Anda mengunjungi museum di dalam gedung. (barcelona-tourist-guide)
6. Gereja St Michael d'Aiguilhe 
Gereja St Michael d'Aiguilhe adalah gereja yang menarik melihat lokasinya yang berada di atas puncak jarum (aiguilhe) batuan di Le Puy-en-Velay, Auvergne. Karna lokasi ini, gereja ini nampak seperti menuju sorga. St Michael d'Aiguilhe telah menjadi tempat suci selama ribuan tahun. (sacred-destinations). Untuk mencapai puncak Gereja St Michael d'Aiguilhe pengunjung harus melewati 268 anak tangga
7. Gereja Our Savior on Spilled Blood, St. Petersburg, Russia
Gereja Our Savior on Spilled Blood, St. Petersburg, Rusia dibangun di tempat di mana Kaisar Alexander II dibunuh pada Maret 1881. Gereja ini dibangun antara 1883 dan 1907 dan secara resmi disebut Gereja Kebangkitan Kristus (Gereja Our Savior on Spilled Blood). Pembangunan gereja ini hampir seluruhnya didanai oleh keluarga Imperial dan ribuan donatur swasta. (saint-petersburg)
8. Gereja Katedral Ely di Inggris
Ely Cathedral dikenal sebagai "kapal dari Fen" karena bentuknya menonjol yang menjulang di atas dataran yang rata dan ditambah dengan lokasi disekitarnya yang digenangi oleh air. Bangunan ini terletak di County Cambridgeshire Inggris dan merupakan karya yang paling menakjubkan dari Abad Pertengahan dengan bentuk yang unik dari Tower Octagon nya. (7wonders)

9. Gereja Maria Diangkat ke Surga (The Church of Assumption) di Lake Bled, Slovenia

Kecuali Anda seorang perenang yang baik (dan tidak keberatan dengan air dingin), Anda harus menyewa perahu Pletna lokal untuk menyeberang ke Gereja Maria Diangkat ke Surga (The Church of Assumption), yang berdiri di sebuah pulau dongeng di tengah-tengah Lake Bled di barat laut Slovenia. (foxnews)

10. Thorncrown Chapel

Jauh di Pegunungan Ozark, dekat komunitas Eureka Springs (salah satu kota kecil paling keren di Amerika menurut polling Budget Travel 2011), berdiri sebuah Gereja yang dinamakan Thorncrown Chapel. Gereja ini letaknya sangat jauh, bahkan perangkat GPS terbaik pun tidak dapat melacak koordinat tempat ini. (budgettravel)

http://www.memobee.com/wow-10-gereja-terindah-di-dunia-3744-eij.html

Senin, 01 Desember 2014

KETIKA SITUASI SULIT



Keluaran 2:1-10
Jika berada dalam situasi sulit dan penuh risiko, bagaimana Anda menghadapinya? Mundur sebelum berjuang, pasrah tanpa usaha, atau menghadapinya habis-habisan? Ada sisi menarik dari bacaan hari ini yang dapat kita jadikan pelajaran.
  
Peristiwa penyelamatan bayi Musa dari bahaya melibatkan peran penting para perempuan di sekitarnya dan masing-masing mewakili satu sikap. Sifra dan Pua adalah bidan yang takut akan Allah sehingga mereka enggan membunuh bayi Ibrani, meski tindakan itu bertentangan dengan aturan raja (1:17). Yokebed adalah ibu yang kreatif memecahkan masalah (ayat 3). Ini tampak lewat gagasannya untuk menyelamatkan bayi Musa. Miriam, sang kakak, ialah pribadi pemberani. Ia tidak takut menemui putri Firaun demi perawatan adik bayinya (ayat 4, 7). Dan, putri Firaun ialah pribadi yang berbela rasa walau ia tahu bayi Musa adalah bayi orang Ibrani, kaum yang menjadi budak di negerinya (ayat 6). Bahkan, dalam belas kasihnya, Putri Firaun mengangkat bayi itu sebagai anak (ayat 10). Takut akan Tuhan, kreativitas, keberanian, dan belas kasihan itulah sikap-sikap dari para pribadi yang menghantar Musa kecil selamat dan bertumbuh besar (ayat 10).
  
Tentu ada banyak sikap yang bisa kita ambil sebagai respons saat menghadapi situasi sulit; dengan aneka rupa dampak yang mengikutinya. Keempat sikap yang kita cermati hari ini di dalam kesadaran penuh akan kedaulatan Allah yang terlibat dan memegang kendali atas situasi apa pun merupakan respons yang tepat dalam menghadapi situasi sulit yang bisa datang kapan saja.

“SITUASI SULIT BUKANLAH JALAN BUNTU
DI TANGAN TUHAN, BISA JADI IA ADALAH PINTU”

http://www.kristuspencipta.com