Keterangan:
1. Dimulai disini, membuat Tanda Salib.
2. Bapa Kami, 10 Salam Maria, Kemuliaan pada tiap Peristiwa Sukacita.
3. Ditambah 2 kali Salam Maria pada akhir.
4. Ditutup dengan Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan untuk intensi Paus.
1. Dimulai disini, membuat Tanda Salib.
2. Bapa Kami, 10 Salam Maria, Kemuliaan pada tiap Peristiwa Sukacita.
3. Ditambah 2 kali Salam Maria pada akhir.
4. Ditutup dengan Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan untuk intensi Paus.
Korona Fransiskan atau sering disebut juga “Rosario 7 Peristiwa
Sukacita Bunda Maria” – juga dikenal dengan sebutan “Rosario Serafik” –
adalah Rosario 7 peristiwa yang berfokus pada 7 sukacita Bunda Maria.
Rosario ini berasal dari tradisi Fransiskan yang diawali sekitar tahun
1422. Saat itu seorang pemuda yang namanya tak diketahui ingin bergabung
dengan Ordo Fransiskan. Sebelumnya ia mempunyai kebiasaan menghormati
Bunda Maria dengan cara memahkotainya dengan karangan/untaian
bunga-bunga segar. Namun kebiasaan ini tidak bisa dilakukannya pada masa
novisiat. Sewaktu ia tergoda untuk mengundurkan diri dari Ordo, ia
mendapat penglihatan dari Bunda Maria, yang berkata kepadanya,
“Janganlah sedih dan muram, anakku. Karena engkau tak perlu lagi
meletakkan karangan bunga pada patung ku. Aku akan mengajarkan kepadamu
bagaimana menggantikan kebiasaan baik ini dengan sesuatu yang akan lebih
menyenangkan aku dan lebih bermanfaat untuk jiwamu. Sebagai ganti
untaian bunga yang bisa segera menjadi layu dantidak bisa selalu
ditemukan, engkau dapat membuatkan bagiku sebuah mahkota dari untaian
bunga doa-doamu yang akan tetap segar.”
Kemudian Bunda Maria meminta sang novis berdoa satu kali Bapa Kami
dan 10 kali Salam Maria untuk menghormati Tujuh Peristiwa Sukacita:
Maria Menerima Kabar Sukacita dari Malaikat Gabriel, Kunjungan ke
Elizabeth Saudarinya, Kelahiran Yesus, Persembahan Tiga Raja, Yesus
Ditemukan di Bait Allah, Kebangkitan Yesus, dan Kenaikan dan Pemahkotaan
Bunda Maria di Surga.
Saudara dina muda ini mulai berdoa seperti diminta Bunda Maria. Dan
saat ia tengah dalam-dalamnya berdoa, magister novis memperhatikannya
dan melihat malaikat sedang merangkai untaian bunga mawar segar, dan
disisipkan setangkai bunga bakung emas pada tiap-tiap 10 untai mawar.
Setelah doa novis itu selesai, malaikat memahkotakan kepadanya karangan
bunga itu.
Magister novis bertanya apakah novis itu mengetahui penglihatan
tersebut, dan setelah sang novis menjelaskan semuanya, saudara magister
memberitahukan hal ini kepada saudara-saudara dina lainnya.
Demikianlah tersebar praktek pendarasan doa tersebut yang dikenal dengan
nama “Korona Fransiskan”.
Untaian 10 Salam Maria untuk Tujuh Peristiwa Sukacita jika
dijumlahkan menjadi 70 Salam Maria. Namun dua buah Salam Maria kemudian
ditambahkan sehingga menjadi 72 untuk menghormati usia Bunda Maria
selama hidup di dunia.
Untuk mendoakan Korona Fransiskan, para saudara cukup memulainya
dengan doa Bapa Kami yang diikuti 10 Salam Maria untuk tiap-tiap 7
Peristiwa Sukacita (tidak diperlukan jeda meditasi untuk tiap-tiap
sukacita). Lalu ditambah 2 Salam Maria setelah selesai 70 untaian Salam
Maria, kemudian diakhiri dengan Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan
sebagai intensi untuk Bapa Paus.
Ada banyak variasi lain untuk mendaraskan Rosario Serafik ini: ada
yang menambahkan Aku Percaya, 3 Salam Maria, dan Bapa Kami (seperti
halnya pada Rosario Dominikan – rosario yang biasa) sebelum untaian 7
Sukacita; ada juga yang menambahkan Kemuliaan pada akhir tiap-tiap 10
Salam Maria. Apa pun variasinya, intinya adalah membawa umat beriman
lebih dekat kepada Tuhan Allah melalui perantaraan Bunda Maria.
Sumber:A Journey of Faith: The Seven Joys of Mary, Thomas Bourque, T.O.R.
kunjungi : http://www.freewebstore.org/Aplus-Holy-Store
0 komentar:
Posting Komentar