Jumat, 02 Januari 2015

Korona Fransiskan


 

korona-fransiskan3Keterangan:
1. Dimulai disini, membuat Tanda Salib.
2. Bapa Kami, 10 Salam Maria, Kemuliaan pada tiap  Peristiwa Sukacita.
3. Ditambah 2 kali Salam Maria pada akhir.
4. Ditutup dengan Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan untuk intensi Paus.


Korona Fransiskan atau sering disebut juga “Rosario 7 Peristiwa Sukacita Bunda Maria” – juga dikenal dengan sebutan “Rosario Serafik” – adalah Rosario 7 peristiwa yang berfokus pada 7 sukacita Bunda Maria. Rosario ini berasal dari tradisi Fransiskan yang diawali sekitar tahun 1422. Saat itu seorang pemuda yang namanya tak diketahui ingin bergabung dengan Ordo Fransiskan. Sebelumnya ia mempunyai kebiasaan menghormati Bunda Maria dengan cara memahkotainya dengan karangan/untaian bunga-bunga segar. Namun kebiasaan ini tidak bisa dilakukannya pada masa novisiat. Sewaktu ia tergoda untuk mengundurkan diri dari Ordo, ia mendapat penglihatan dari Bunda Maria, yang berkata kepadanya, “Janganlah sedih dan muram, anakku. Karena engkau tak perlu lagi meletakkan karangan bunga pada patung ku. Aku akan mengajarkan kepadamu bagaimana menggantikan kebiasaan baik ini dengan sesuatu yang akan lebih menyenangkan aku dan lebih bermanfaat untuk jiwamu. Sebagai ganti untaian bunga yang bisa segera menjadi layu dantidak bisa selalu ditemukan, engkau dapat membuatkan bagiku sebuah mahkota dari untaian bunga doa-doamu yang akan tetap segar.”

Kemudian Bunda Maria meminta sang novis berdoa satu kali Bapa Kami dan 10 kali Salam Maria untuk menghormati Tujuh Peristiwa Sukacita: Maria Menerima Kabar Sukacita dari Malaikat Gabriel, Kunjungan ke Elizabeth Saudarinya, Kelahiran Yesus, Persembahan Tiga Raja, Yesus Ditemukan di Bait Allah, Kebangkitan Yesus, dan Kenaikan dan Pemahkotaan Bunda Maria di Surga.
Saudara dina muda ini mulai berdoa seperti diminta Bunda Maria. Dan saat ia tengah dalam-dalamnya berdoa, magister novis memperhatikannya dan melihat malaikat sedang merangkai untaian bunga mawar segar, dan disisipkan setangkai bunga bakung emas pada tiap-tiap 10 untai mawar. Setelah doa novis itu selesai, malaikat memahkotakan kepadanya karangan bunga itu.
Magister novis bertanya apakah novis itu mengetahui penglihatan tersebut, dan setelah sang novis menjelaskan  semuanya, saudara magister memberitahukan hal ini kepada  saudara-saudara dina lainnya. Demikianlah tersebar praktek pendarasan doa tersebut yang dikenal dengan nama “Korona Fransiskan”.
Untaian 10 Salam Maria untuk Tujuh Peristiwa Sukacita jika dijumlahkan menjadi 70 Salam Maria. Namun dua buah Salam Maria kemudian ditambahkan sehingga menjadi 72 untuk menghormati usia Bunda Maria selama hidup di dunia.
Untuk mendoakan Korona Fransiskan, para saudara cukup memulainya dengan doa Bapa Kami yang diikuti 10 Salam Maria untuk tiap-tiap 7 Peristiwa Sukacita (tidak diperlukan jeda meditasi untuk tiap-tiap sukacita). Lalu ditambah 2 Salam Maria setelah selesai 70 untaian Salam Maria, kemudian diakhiri dengan Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan sebagai intensi untuk Bapa Paus.
Ada banyak variasi lain untuk mendaraskan Rosario Serafik ini: ada yang menambahkan Aku Percaya, 3 Salam Maria, dan Bapa Kami (seperti halnya pada Rosario Dominikan – rosario yang biasa) sebelum untaian 7 Sukacita; ada juga yang menambahkan Kemuliaan pada akhir tiap-tiap 10 Salam Maria. Apa pun variasinya, intinya adalah membawa umat beriman lebih dekat kepada Tuhan Allah melalui perantaraan Bunda Maria.
Sumber:
A Journey of Faith: The Seven Joys of Mary, Thomas Bourque, T.O.R.

 kunjungi : http://www.freewebstore.org/Aplus-Holy-Store

0 komentar:

Posting Komentar