Selamat Datang di A+ Holy Store

Senin, 16 Februari 2015


Jumat, 16 Januari 2015

A+ Holy Store Promo

Kamis, 15 Januari 2015

Renungan Pagi : “ ALLAHKU YANG AJAIB"

Jarak Tempuh Ultra Tinggi
“Ia terlindung dari mata segala yang hidup, bahkan tersembunyi bagi burung di udara” (Ayub 28: 21).
Apakah Anda tahu berapa banyak jenis burung di planet kita? Saya yakin, jawabannya tergantung kepada siapa Anda bertanya. Ornitologis (ahli tentang burung) dengan cermat telah mencatat hampir 9.000 spesies  burung. Sekitar setengahnya adalah jenis burung yang berimigrasi setiap tahun menghabiskan musim dingin di iklim yang lebih hangat di mana makanan lebih banyak tersedia.
Warbler blackpoll adalah salah satu burung paling banyak di hutan boreal utara, Kanada. Pada musim panas, sebagian besar berada di Alaska, pada semua bagian utara dataran tinggi Kanada, bagian timur ilayah Barat Tengah Amerika Serikat dan Kanada. Ketika suhu semakin dingin, burung kecil ini yang beratnya kurang dar setengah ons (1 ons= 28,35 gram), juga akan memakan buah dan beri di mana makanan alaminya adalah laba-laba dan serangga.
Burung-burung ini akan makan terus-menerus sampai anginya tepat. Kemudian burung-burung ini memulai penerbangan panjang melintasi Samudra Atlantik. Apakah burung-burung ini dipandu oleh bintang-bintang, atau sensor magnetic dalam sel otak burung ini, atau mungkin oleh sudut sinar ultraviolet saat matahri terbenam, yang pasti burung-burung kecil itu terbang nonstop selama 80 sampai 90 jam. Selama penerbangan, bagaimakah unggas ini tahu kapan  harus naik ke tinggian 20.000kaki saat berada melewati ambang batas terbang? Siapakah yang memerintahkan burung-burung ini agar terbang pada ketinggian 2.500 kaki pada awal dan akhir penerbangannya? Ternyata burung-burung ini membuat ketinggian bervariasi untuk mendapatkan angin terbaik dan menghemat tenaga ketika terbang ke selatan dengan kecepatan sekitar 25 mil per jam.
Orniholigis telah menghitung latihan yang setara bagi manusia. Cobalah berjalan 4 menit per mil selama 80jam. Itu adalah perkiraan metabolism terbaik untuk penerbangan blackpolls. Efesiensi bahan bakar burung ini, jika dibandingkan konsumsi bensin, diperkirakan hingga 720.000 mil per gallon.
Tidak perduli jenis burung berimigrasi mana yang kita pilih untuk dipelajari, kita akan takjub pada ketepatan dan keindahan setiap factor dalam perjalanan burung ini. Apakah yang menentukan persiapa, bahan bakar, dan keberangkatan untuk perjalanan penting itu? Bagaimanakah burung bernavigasi dengan akurasi seperti itu? Bagaimana burung menggunakan energy seefisien mungkin selama penerbangan panjang itu? Pertanyaan yang  terakhir  membuat saya bertanya-tanya bagaimana saya bisa belajar untuk lebih efektif dalam pelayanan kepada Allah. Di manakah saya bisa mendapatkan jenis kebijaksanaan ini? Bagaimanakah saya dapat menerima perubahan seperti ini? (Lihat Roma 12:1,2).
Tuhan, sama seperti burung, saya tidak memilki petunjuk bagaiman cara terbaik melayani-Mu. Ubahlah pikiran saya.
sumber : http://www.renungan.gmahkpasarminggu.org/2015/01/renungan-pagi-16-januari-2015.html

Rabu, 14 Januari 2015

st.arnoldus janssen

Beato Arnold Janssen, Imam
Arnold Janssen adalah seorang imam
berkebangsaan Jerman, pendiri dan pemimpin
umum serikat Sabda Allah. Ia lahir di Goch,
Jerman pada tahun 1837 dan meninggal dunia
pada tahun 1909 di Steijl, Belanda.
Ia pernah menjadi guru di Bocholt. Pada tahun
1867 ia menjabat sebagai Direktur Kerasulan Doa
untuk Jerman dan Austria. Perhatiannya sangat
besar pada usaha penyatuan kembali umat
Kristen. Untuk maksud itu, ia mengusahakan
Perayaan Misa harian di makam Santo Bonifasius
di Fulda. Agar supaya ia punya lebih banyak
waktu untuk kegiatan - kegiatannya, ia diangkat
menjadi rektor suster - suster Ursulin di Kempen.
Disana ia menerbitkan majalan "Utusan Hati
Kudus". Atas himbauan uskup Mrg. Raimondi,
pada tahun 1875 ia membuka "Rumah misi"-nya
di Steijl, dekat Venlo, sebab memulai karya baru
di Jerman telah menjadi mustahil karena "perang
kebudayaan", yang telah berlangsung disana. DAri
rumah misi ini lahirlah Serikat Sabda Allah,
dengan karya - karya misi diseluruh dunia:
Amerika Utara ditengah - tengah orang Negro;
Amerika Latin: ARgentina, Brasil dan Chile; Asia:
Cina, Jepang, Filipina, India dan Indonesia; Papua
Nugini; Afrika: Akkra dan Zaire.
Ia mencari dana untuk karya ini, dengan
mendirikan sebuah percetakan, yang ditanah suci
dijadikan percetakan KePausan.
Maksud kedua dari percetakan ini adalah
menyebarkan bacaan bermutu dan menanamkan
pengetahuan tentang karya misi ini, serta
menanam cinta kasih untuk karya ini. Dengan
gigih ia juga memajukan ilmu pengetahuan
dengan mendirikan Institut Anthropos dan Institut
Kartografis Santo Gabriel di Moedlling , dekat
Wina.
Banyak retret tertutup diusahakannya, baik untuk
para imam maupun untuk kaum awam. Ia juga
giat mempropagandakan devosi kepada Roh
Kudus dan Tritunggal Mahakudus. Ia masih
mendirikan dua kongregasi suster yaitu:
Kongregasi Suster Abdi Roh Kudus dan
Kongregasi Suster Sembah Sujud Abdi Roh Kudus.
Kongregasi suster yang pertama pergi ke daerah -
daerah misi, sedangkan yang kedua
menyelenggarakan sembah sujud abadi untuk
memohonkan berkat Tuhan atas karya misi itu.
Pada tahun 1935 proses informatif untuk
pernyataan dirinya sebagai Beato diadakan,
sedangkan proses Apostolik dibuka pada tahun
1943.

Selasa, 13 Januari 2015

12 Tema Misa Rekoleksi Keluarga

Hidup berkeluarga adalah suatu panggilan hidup yang ditanamkan oleh Allah dalam diri orang-orang yang dipanggil untuk menjalani kehidupan seperti itu (bdk I Kor 7, 7). Bagi mereka yang dipanggil oleh Allah untuk menjalani bentuk kehidupan ini pasti juga dikaruniai rahmat yang memungkinkan mereka mampu menjalani panggilan itu dengan penuh sukacita sehingga mengalami kegembiraan dan kebahagiaan dalam hidup Tanpa bantuan rahmat Allah, kiranya akan menjadi sangat sulit untuk mampu menjalani panggilan itu dengan penuh sukacita.

Namun demikian, usaha dan perjuangan manusia tetap diperlukan sebab rahmat  Allah bekerja melalui dan di dalam usaha manusia. Menyadari akan kenyataan itu, perlulah diusahakan sejumlah hal yang kiranya dapat membantu suami-istri menghayati hidup perkawinan dengan lebih baik. Secara jujur harus diakui bahwa sudah banyak hal yang dibuat dalam rangka mendukung tercapainya tujuan perkawinan seperti yang dicita-citakan: buku-buku mengenai perkawinan dan hidup berkeluarga sudah banyak ditulis dan beredar di pasaran, kegiatan-kegiatan yang berupa pendalaman dan penyegaran tentang hidup perkawinan/keluarga juga sudah banyak dilaksanakan entah berupa seminar, rekoleksi, retret dll. Karena itu, kehadiran buku ini bermaksud untuk ikut membantu menyediakan sarana/bahan yang kiranya diperlukan dalam usaha pendampingan berkelanjutan bagi pembinaan pasangan suami-istri/keluarga.


Buku ini dikemas dalam satuan tematis dengan menyajikan 12 tema aktual menyangkut masalah kehidupan keluarga dengan pembahasan yang komprehensif berkaitan dengan masing-masing tema, diawali dengan pengantar singkat dari setiap tema, disusul dengan doa pembukaan, bacaan Kitab Suci yang berkaitan dengan tema, pokok-pokok renungan yang berupa pembahasan dari masing-masing tema, doa umat, doa penutup dan diakhiri dengan daftar pertanyaan refleksi yang mengajak pembaca untuk masuk ke dalam permenungan pribadi atau kelompok untuk lebih memperdalam pembahasan tema yang disajikan sesuai dengan situasi kongkret yang dialami/dihadapi oleh para pembaca. Buku ini dapat digunakan sebagai bahan rekoleksi, misa keluarga atau retret.

Dengan tetap mengingat bahwa tujuan dari penulisan buku ini adalah dalam konteks pembinaan umat, secara khusus pembinaan hidup berkeluarga maka pembahasan tema-tema yang disajikan sedapat mungkin menghindari pembahasan yang terlalu bercorak teologis/ilmiah, sehingga akan lebih mudah dapat diikuti oleh pembaca, khususnya oleh mereka yang diserahi tugas untuk pembinaan/pendampingan keluarga baik pada tingkat Keuskupan, Paroki maupun Stasi. Demikian juga penyajian doa-doa dan kutipan Kitab Suci dimaksudkan untuk mempermudah mereka yang ingin menggunakan buku ini dalam pembinaan dengan tetap terbuka kemungkinan untuk menggatinya bila dianggap kurang sesuai sehingga kreatifitas tetap dimungkinkan untuk dilakukan. Demikianlah buku ini dipersembahkan untuk keluarga-keluarga Kristiani, semoga membantu.**Dr. I Ketut Adi Hardana, MSF

kunjungi : http://www.freewebstore.org/Aplus-Holy-Store

kalender liturgi 14 januari

Santo Feliks dari Nola, Martir
Feliks lahir di Nola, Italia Selatan. Hari kelahirannya tidak diketahui dengan pasti. Ia mengabdikan seluruh hidupnya dalam karya cinta kasih kepada orang - orang miskin yang ada di kotanya.
Riwayat hidupnya diketahui dari sebuah syair yang ditulis oleh Santo Paulinus, satu abad setelah kematian Feliks. Menurut Santo Paulinus, setelah kematian ayahnya, Feliks membagi - bagikan harta warisan ayahnya kepada orang - orang miskin, kemudian ia menjadi seorang imam. Karyanya sebagai seorang imam dimulainya bersama Santo Maximus, Uskup Nola. Ketika Uskup Nola ditangkap dan dianiaya oleh Kaisar Decius (249-251), Feliks tetap melayani umatnya. Namun kemudian ia juga ditangkap dan dipenjarakan. Tetapi ia sempat meloloskan diri dari penjara.
Feliks tetap menyembunyikan diri sampai kematian kaisar Decius pada tahun 251. Ketika ia muncul kembali di depan umum, ia dikejar - kejar oleh orang - orang kafir di Nola. Dengan suatu campur tangan ajaib, ia sanggup menghindarkan diri dari para pengejarnya hingga masa penganiyaan berakhir.
Ketika Santo Maximus meninggal, Feliks terpilih menjadi penggantinya. Tetapi Feliks menolak penghormatan ini, sebagaimana dia juga tidak mau menerima kembali warisannya yang disita pada masa penganiyaan. Ia bahkan mengusahakan tiga bidang tanah sebagai petani, memberikan segala miliknya kepada para miskin diluar kebutuhan-kebutuhannya yang paling kecil. Santo Paulinus dan Santo Agustinus menceritakan sejumlah mukzijat dari Feliks yang terjadi di kediamannya di luar kota Nola.
Ia meninggal dunia kira - kira pada tahun 260 dan dihormati sebagai martir karena penderitaannya bagi Kristus dan demi keluhuran iman Kristen.


Santa Makrina Tua, Pengaku Iman 
Makrina hidup suci bersama suaminya. Selama 7 tahun ia diasingkan selama masa penganiayaan di masa pemerintahan Kaisar Diokletianus. Cucunya yaitu Santo Basilius Agung dan Santo Gregorius dari Nyssa, dididiknya dengan sangat baik. Kakak mereka Santa Makrina Muda sesudah tunangannya meninggal dunia - mengasuh kedua adiknya itu, dan kemudian menggantikan ibunya Santa Emilia, sebagai pemimpin kumpulan wanita yang hidup samadi dan bertobat di tepi sungai Iris, Pontus, Turki. Makrina Tua meninggal dunia pada tahun 340.


Santo Sava, Uskup dan Pengaku Iman 
Sava lahir pada tahun 1174, Sava adalah putera Raja Stefanus I, pendiri dynasti Nemanyich dan peletak dasar - dasar bagi kemerdekaan bagi negara Serbia. Sava kemudian menjadi Uskup Agung SErbia pertama, sekaligus peletak dasar dan pemula hirarki Serbia. Bersama dengan para rahibnya, ia berhasil mengkonsolidasikan bangsa Serbia.
Ketika berusia 17tahun, Sava meninggalkan istana ayahnya untuk menjalani kehidupan membiara di Mounth Athos, Yunani. Pada tahun 1196, ayahnya yang turun tahta dengan rela menggabungkan diri dengan dirinya di Mounth Athos. Tetapi tak lama kemudian, SAva dipanggil pulang karena kakak - kakaknya berkelahi dan mengakibatkan rusaknya negara Serbia. Di sana - Ia dibantu ayahnya dan saudara - saudaranya mendirikan sebuah biara bagi rahib - rahib Serbia. Dengan biara ini ia melancarkan serangkaian pembaharuan dalam bidang keagamaan dan politik. Pada waktu itu, orang - orang Serbia sangat terlantar dalam hal pendidikan agama dan semangat penghayatan iman. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kepemimpinan Gereja berada di tangan hirarki asing yang tidak peduli dengan kebutuhan umat dan berada di bawah yuridiksi atau Konstantinopel atau Okhrida, Bulgaria.
Untuk memecahkan masalah ini, Sava mendirikan biara - biara di tempat - tempat yang mudah dicapai oleh umat. Dengan itu pun rahib - rahib pun dapat dengan mudah mengunjungi umat, mengajari mereka dalam hal - hal iman dan berkarya diantara mereka. Pada tahun 1219, Manuel II, Patriarkh Konstantinopel, menabhiskan Sava menjadi Uskup atas permintaan saudaranya, Stephanus II, dan kemudian Sava pada tahun 1222 dalam kedudukannya sebagai uskup agung, memahkotai saudaranya, Stephanus II, dengan mahkota yang konon langsung dikirim dari Roma oleh Sri Paus Honorius III (1216-1227).
Selama kepemimpinannya sebagai uskup agung, Sava bekerja dengan penuh semangat dalam usahanya memperbaharui gereja dan mengembangkan iman umat. Ia mendapatkan dukungan kuat dari rahib - rahib yang tinggal di biara Khilandri. Selain menjadi organisator gereja, Sava juga menjadi organisator kerajaan dengan menyusun sebuah kitab hukum. Ia sewaktu -waktu mengundurkan diri kedalam pertapaannya, untuk bertapa dan merenungkan karyanya. Sava meninggal dunia pada tanggal 14 Januari 1237 dalam perjalanannya pulang dari Yerusalem dan Sinai, tempat ia juga mendirikan biara. Ia dihormati sebagai Santa Pelindung Serbia.

sumber : http://www.imankatolik.or.id/kalender/14Jan.html

Renungan pagi

Bacaan: Yohanes 6:1-15
Bacaan Setahun: Kejadian 37-39
Nats: Di sini ada seorang anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apa artinya itu untuk orang sebanyak ini? (Yohanes 6:9)

POTENSI KECIL
Dalam kisah Yesus memberi makan lima ribu orang, kita mendapatkan pelajaran yang penting. Ternyata, potensi sekecil apa pun dapat bermanfaat apabila dipersembahkan untuk pekerjaan Tuhan.
Ada dua orang murid yang disebut namanya dalam kisah ini, yakni Filipus dan Andreas. Ketika Tuhan Yesus bertanya, "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka dapat makan?", Filipus menjawab, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Jawaban Filipus ini mencerminkan sikapnya yang membatasi diri dengan potensi yang ada ketika menghadapi masalah.
Sedangkan Andreas, sebagaimana ia pernah membawa Simon, saudaranya, kepada Yesus, kali ini ia membawa seorang anak yang memiliki lima roti jelai dan dua ikan kepada Yesus. Sekali lagi Andreas berfungsi sebagai pengantara. Bukankah ini langkah yang tepat? Namun, sebagaimana Filipus, Andreas juga mengecilkan arti potensi yang ada, "Tetapi apa artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
Walaupun demikian kita mengetahui akhir kisah ini, yakni bahwa pemberian anak tersebut, di tangan Yesus, menjadi berkat bagi lima ribu orang. Bahkan tersisa dua belas bakul. Potensi sekecil apa pun, di tangan Yesus dapat menjadi berdaya guna besar untuk pekerjaan Tuhan bagi kesejahteraan sesama.
Jadi, jangan sekali-kali kita meremehkan potensi seperti itu. Letakkan di tangan Tuhan. Dia tidak terbatasi oleh jumlah, dan Dia rindu memberkati umat-Nya. Selanjutnya, biarlah mukjizat-Nya terjadi. --Herodion Pitrakarya G /Renungan Harian
Sumber :alkitab.mobi/renungan/rh/